23/9/2014 – Gedung Seminar Universitas
Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta menjadi saksi penting sengitnya
pertarungan partai final kejuaraan debat energi yang diselenggarakan oleh
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) UPN Veteran Yogyakarta. Dengan
tema ‘Kemandirian Energi, Kemandirian Bangsa’, kejuaraan debat ini melahirkan
dua grandfinalis, yang keduanya berasal dari Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Yogyakarta.
Sebelum
dipertemukan di partai final, kedua tim yang masing-masing bernama Tim Yang
Mana dan Tim Radioaktif telah melewati tiga tahapan seleksi, yakni seleksi
esai, tiga babak penyisihan dan semifinal. Tim Yang Mana yang beranggotakan
Irsyad (Elektromekanik), Risha Diah Ramadhani (Teknokimia Nuklir) dan Zumaro (Elektronika
Instrumentasi), diwakili oleh Zumaro menyatakan ketidak-percayaan mereka masuk
ke partai final. ‘Awalnya kami hanya iseng-iseng menyatakan ingin mengikuti
lomba debat. Setelah itu, Irsyad langsung membuat esai dan pada saat
pengumuman, kami dinyatakan masuk sepuluh besar untuk mengikuti babak
penyisihan debat. Pada babak penyisihan pertama, kami kalah telak ditangan
mahasiswa UPN. Di penyisihan kedua, kami harus bertemu dengan sesama STTN
dengan mosi pembangungan PLTN. Karena tim lawan tidak setuju dengan PLTN, pada
babak ini kami diberikan poin lebih. Di
penyisihan ketiga dan semifinal, lagi-lagi kami harus bertemu dengan mahasiswa
UPN. Dan alhamdulillah, sampai dengan pengumuman dua besar, kami berhasil masuk
dan akan bertemu dengan tim yang sama seperti babak penyisihan kedua, yakni
teman kami sendiri’, ucap Zumaro.
Sementara
itu, perjuangan yang lebih harus dilakukan oleh tim Radioaktif yang
beranggotakan Andri Saputra, Ade Saputra dan Tino Umbar yang ketiga
berasal dari Teknokimia Nuklir.
Pasalnya, mereka harus bertemu dengan mahasiswa UPN, STTN dan UGM. Namun,
dengan kekuatan dan ketangkasan argumen yang mereka sampaikan, akhirnya mereka
berhasil mengalahkan tim UPN dan UGM dan menjadi dua besar.
Pada
partai final ini, dengan diketuai oleh Dosen Ahli dari UPN Veteran Yogyakarta,
tim juri yang beranggotan lima orang, siap menyampaikan mosi untuk menggiring
kedua tim unggul ini kedalam gawang perdebatan yang cukup alot.
‘Baiklah, mosi pada grandfinal ini adalah Dewan ini
setuju untuk mencabut izin Perusahaan Multi Nasional apabila tidak mengganti
semua kerugian yang diakibatkan dari kegiatan produksinya’. Tim Radioaktif
berperan sebagai tim pro yang secara utuh menyetujui adanya pencabutan izin Perusahaan
Multi Nasional apabila tidak bertanggung jawab. Sementara tim Yang Mana
menyampaikan kebalikannya.
Setelah
melalui perdebatan sengit yang berlangsung lebih dari satu jam, akhirnya
kesempatan juri untuk menyampaikan hasil dari perdebatan tersebut. Ketua tim
juri mengatakan bahwa mosi kali ini sangat menggigit, karena satu tim secara
telak tergigit dan tim satunya kadang-kadang tergigit oleh mosi tersebut.
Beberapa argumen dianggap kurang kuat sehingga menimbulkan persepsi yang
berbeda.
Pada
akhirnya, Tim Yang Mana dengan keputusan bulat dari dewan juri berhasil keluar
sebagai pemenang Kejuaraan Debat Energi 2014 dan mengungguli sembilan tim lain
dari beberapa Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Diakhiri dengan sesi foto
bersama, dua tim yang dikirimkan oleh STTN-Batan berhasil menggondol pulang
Piala Juara dan merajai kejuaraan debat ini.
|